Induktor adalah komponen elektronika berupa kumparan yang terdiri dari sejumlah lilitan tertentu dan inti kumparan, yang dapat menghasilkan medan elektromagnetik saat dialiri listrik. Induktor termasuk dalam komponen elektronika pasif yang sering digunakan dalam rangkaian elektronika, terutama yang berhubungan dengan frekuensi radio.
Induktor pertama kali ditemukan sekitar tahun 1830 oleh ilmuwan bernama Joseph Henry, bersama dengan Michael Faraday yang mengembangkan sistem elektromagnetik. Satuan induktansi dari induktor adalah Henry (H), yang diambil dari nama penemunya, dan prinsip hukum Faraday digunakan sebagai dasar sistem medan magnet pada induktor.
Cara Kerja Induktor
Konduktor, yang berfungsi sebagai penghantar listrik, memiliki prinsip kerja yang didasarkan pada hukum Faraday. Hukum Faraday menjelaskan bahwa perubahan medan magnet dalam sebuah kumparan dapat menghasilkan gaya gerak listrik (ggl) yang diinduksi pada kumparan tersebut. Sebaliknya, hukum Faraday juga menyatakan bahwa perubahan medan magnet dapat menghasilkan arus listrik dalam rangkaian tertutup.
Hukum Faraday, yang dirumuskan oleh ilmuwan Inggris Michael Faraday pada tahun 1831, terdiri dari dua prinsip utama. Hukum pertama menyatakan bahwa setiap perubahan medan magnet pada kumparan akan menghasilkan ggl yang diinduksi oleh kumparan tersebut. Sedangkan hukum kedua menyatakan bahwa tegangan ggl induksi dalam rangkaian tertutup sebanding dengan perubahan fluks magnet terhadap waktu.
Ketika sebuah induktor menerima arus listrik, medan magnet akan terbentuk di sekitar induktor tersebut. Medan magnet ini akan tersimpan dalam kumparan sampai terjadi perubahan arah arus listrik. Perubahan arah arus ini akan mengubah medan magnet yang tersimpan menjadi tegangan listrik. Semakin besar medan magnet yang dihasilkan oleh induktor, semakin besar potensi tegangan yang dihasilkan.
Induktor dapat terdiri dari satu lilitan tunggal atau beberapa lilitan dalam satu inti. Jika induktor hanya memiliki satu lilitan, arus yang mengalir dalam lilitan tersebut akan menginduksi lilitan lain, yang menghasilkan medan magnet. Ini disebut induksi diri atau self-induction.
Nilai induktansi sebuah induktor dipengaruhi oleh empat faktor utama. Pertama, jumlah lilitan kumparan, yang berbanding lurus dengan induktansinya. Kedua, diameter kawat lilitan, yang juga berbanding lurus dengan induktansinya. Ketiga, permeabilitas inti, yaitu bahan inti seperti ferrit, besi, atau udara. Dan yang terakhir, panjang lilitan induktor, yang semakin pendek akan menghasilkan induktansi yang lebih tinggi.
Simbol Induktor
Induktor memiliki satuan yang disebut Henry (H) dan lambangnya adalah L (Lenz). Simbol induktor dalam rangkaian elektronika ditunjukkan seperti gambar di bawah ini.
Jenis-Jenis Induktor
Terdapat berbagai macam jenis dan bentuk induktor yang digunakan dalam rangkaian elektronika, baik itu induktor pabrikan maupun induktor custom yang dibuat sesuai dengan kebutuhan. Jika dilihat dari perubahan nilai induktansinya, induktor terbagi menjadi induktor nilai tetap dan induktor nilai tidak tetap (induktor variabel). Induktor nilai tetap terdiri dari gulungan dan inti yang dipasangkan secara permanen sehingga nilai induktansinya tidak dapat diubah.
Sementara itu, induktor nilai tidak tetap (induktor variabel) adalah induktor yang nilai induktansinya dapat diubah sesuai kebutuhan dengan cara memutar atau menggeser inti kumparan atau dengan mencabangkan pada jumlah lilitan tertentu.
Jika dilihat dari inti yang digunakan, induktor dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, antara lain.
1. Induktor Inti Udara (Air Core Inductor)
Induktor inti udara adalah jenis induktor yang menggunakan udara sebagai intinya. Induktor ini dapat dikatakan tidak memiliki inti karena inti dari lilitan pada induktor ini berupa ruang kosong yang diisi udara. Karena itu, induktor ini dikenal dengan nama induktor inti udara. Induktor jenis ini sering digunakan dalam rangkaian frekuensi radio dan televisi karena memiliki kerapatan fluks yang tinggi.
2. Induktor Inti Besi (Iron Core Inductor)
Induktor inti besi adalah jenis induktor yang menggunakan besi lunak sebagai intinya. Induktor ini biasanya digunakan dalam transformator yang beroperasi pada frekuensi rendah. Salah satu contoh penggunaannya adalah pada trafo catu daya yang terhubung dengan tegangan AC frekuensi rendah.
3. Induktor Inti Ferit (Ferrite Core Inductor)
Induktor inti ferit memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan induktor inti besi. Induktor ini lebih efisien dan mampu bekerja pada frekuensi yang lebih tinggi. Selain itu, induktor inti ferit dapat mengurangi histerisis yang sering terjadi pada induktor inti besi. Karena kelebihan ini, induktor inti ferit banyak digunakan dalam rangkaian elektronika radio, televisi, dan catu daya switching seperti charger laptop dan power supply komputer.
4. Induktor Inti Toroid (Torroidal Core Inductor)
Induktor inti toroid memiliki keunggulan karena memiliki tingkat kebocoran fluks yang rendah dibandingkan dengan induktor inti lainnya. Inti toroid adalah jenis ferit yang berbentuk seperti cincin atau donat. Induktor inti toroid sering digunakan dalam rangkaian elektronika yang membutuhkan ukuran yang kecil, seperti pada charger smartphone dan rangkaian lampu TL.
5. Induktor Inti Film (Film Core Inductor)
Induktor inti film didesain dengan menggunakan film yang sangat tipis. Induktor ini memiliki ukuran yang sangat kecil dan umumnya digunakan pada chip atau Integrated Circuit (IC). Induktor inti film biasanya digunakan dalam rangkaian elektronika berfrekuensi tinggi.
Fungsi Induktor
Fungsi induktor dalam rangkaian elektronika adalah menghasilkan medan elektromagnetik yang digunakan untuk berbagai kebutuhan desain elektronika. Beberapa fungsi induktor adalah sebagai berikut:
1. Sebagai Filter
Induktor digunakan dalam rangkaian filter untuk menyaring frekuensi tertentu. Misalnya, dalam rangkaian high pass filter, band pass filter, dan low pass filter. Induktor bekerja sama dengan resistor dan kapasitor untuk menghasilkan frekuensi yang diinginkan.
2. Sebagai Penghasil Medan Magnet
Arus yang mengalir melalui lilitan pada induktor menghasilkan medan magnet. Penggunaan induktor untuk menghasilkan medan magnet diterapkan dalam berbagai komponen elektronika seperti motor listrik, loudspeaker, relay, dan mikrofon.
3. Sebagai Pembangkit Frekuensi (Osilator)
Dengan meresonansi antara medan magnet yang dihasilkan oleh induktor dan kapasitor serta resistor, induktor dapat digunakan sebagai pembangkit frekuensi. Contohnya adalah pada rangkaian generator frekuensi audio, radio frekuensi, dan sebagainya.
4. Sebagai Transformator (Trafo)
Induktor dengan inti besi digunakan sebagai trafo. Prinsip kerja trafo melibatkan dua lilitan kumparan yang berdekatan dengan inti besi atau ferit. Transformasi arus ini berguna untuk menghasilkan tegangan atau arus yang sesuai dengan kebutuhan tertentu.
Demikianlah penjelasan mengenai berbagai jenis induktor beserta fungsinya. Semoga informasi ini bermanfaat bagi para pembaca.