Apa itu Bisnis Startup? Pengertian, Karakteristik, Peluang, Tips dan Contoh
Startup merupakan salah satu jenis bisnis yang berkembang pesat di Indonesia, terutama dalam beberapa tahun terakhir. Banyak pengusaha muda yang inovatif telah memulai perusahaan startup.
Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan startup? Bisnis startup umumnya merujuk pada perusahaan yang masih berusia di bawah 5 tahun atau baru saja dirintis. Namun, ada kriteria dan karakteristik khusus yang harus dipenuhi agar sebuah bisnis bisa disebut sebagai startup.
Dalam kesempatan ini, kami akan menjelaskan arti, definisi, dan pengertian bisnis startup secara umum serta menurut pendapat para ahli. Kami juga akan membahas jenis-jenis startup, cara memulai, manfaat, tujuan, serta memberikan contoh-contoh bisnis startup di Indonesia.
Pengertian Bisnis Startup
Bisnis startup adalah perusahaan yang masih berusia muda dan umumnya sedang dalam tahap mencari ceruk pasar serta target konsumen yang tepat.
Startup biasanya memiliki biaya produksi yang rendah, risiko yang tinggi, namun dengan potensi bisnis yang menarik. Perusahaan startup juga tidak memiliki fokus utama pada keuntungan finansial besar. Produk atau layanan yang ditawarkan biasanya dikembangkan berdasarkan kreativitas para pendirinya.
Contoh bisnis startup yang ada di Indonesia antara lain Gojek, Tokopedia, Ovo, Bukalapak, Traveloka, dan Shopee.
Sejarah Bisnis Startup
Dalam perkembangannya, startup sering kali dikaitkan dengan internet, situs web, media sosial, dan teknologi lainnya. Startup menjadi semakin populer dalam skala internasional selama era bubble dot-com, yang terjadi antara tahun 1998 hingga 2000.
Pada periode tersebut, banyak perusahaan dot-com didirikan hampir bersamaan, dengan banyak di antaranya membuka situs web mereka. Internet semakin dikenal sebagai area baru untuk menciptakan bisnis, dan banyak startup mulai lahir dan berkembang pada masa itu.
Setelah mempelajari banyak informasi tentang startup, ada beberapa karakteristik yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan sebuah perusahaan sebagai startup, antara lain:
- Perusahaan memiliki omzet kurang dari $100.000 per tahun
- Usia perusahaan kurang dari 3 tahun
- Jumlah karyawan kurang dari 20 orang
- Perusahaan masih dalam tahap perkembangan
- Secara umum, perusahaan beroperasi melalui situs web
- Perusahaan berfokus pada bidang teknologi
- Produk yang diproduksi berbentuk digital
Karakteristik-karakteristik ini umumnya lebih cenderung terkait dengan bisnis dan teknologi berbasis web. Namun, kenyataannya saat ini, banyak startup yang awalnya berkembang di bidang teknologi online.
Perkembangan Startup di Indonesia
Di Indonesia, perkembangan startup mulai terjadi setelah tahun 2000-an. Setidaknya ada empat startup besar yang menjadi pelopor bagi startup lainnya, yaitu Traveloka, Tokopedia, Bukalapak, dan Gojek. Data teknologi di Asia menunjukkan bahwa dominasi startup Indonesia paling terlihat di industri perdagangan dan fintech.
Meskipun statistik menunjukkan bahwa jumlah startup baru pada tahun 2017 mengalami penurunan, terdapat peningkatan dalam jumlah pendanaan untuk program akselerator boot pada tahun tersebut. Ini merupakan hal positif bagi Indonesia, karena menunjukkan bahwa investor mulai memperhatikan dan memulai startup awal di Indonesia. Selain itu, mereka juga mulai mengevaluasi apakah startup-starter Indonesia memiliki potensi teknologi yang dapat bersaing dengan pasar di Amerika Serikat dan Cina.
Jenis Startup
Ketika perusahaan pemula mulai meraih berbagai prestasi dan mengalami peningkatan dalam penilaian, akan ada beberapa level yang akan ditetapkan, yaitu:
1. Unicorn
Unicorn merujuk pada makhluk mitologis berupa kuda putih dengan tanduk di dahinya. Dalam konteks bisnis, istilah unicorn digunakan untuk menyebut perusahaan startup yang memiliki valuasi antara USD 1 miliar hingga USD 1 triliun. Sebutan ini dipakai karena perusahaan dengan valuasi sebesar itu masih tergolong langka dan tampak agak mustahil untuk ditemukan.
Julukan "unicorn" pertama kali diperkenalkan oleh Aileen Lee, pendiri perusahaan investasi Cowboy Ventures, dalam artikelnya yang berjudul “Welcome to the Unicorn Club: Learnings from Billion-Dollar Startups.”
Di Indonesia, fenomena unicorn tidak lagi langka, mengingat beberapa perusahaan terkenal telah mencapai status ini, seperti Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan Ovo. Setelah mencapai level unicorn, perusahaan-perusahaan ini akan berusaha untuk memasuki level berikutnya, yaitu Decacorn.
2. Decacorn
Decacorn berasal dari kata "deca" yang dalam bahasa Yunani berarti angka 10, ditambah dengan sufiks "unicorn." Sesuai dengan namanya, perusahaan dengan status decacorn adalah perusahaan yang 10 kali lebih besar dari unicorn, yaitu dengan valuasi mencapai USD 10 miliar.
Indonesia juga memiliki perusahaan dengan gelar decacorn. Gojek menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang berhasil mencapai level ini. Tokopedia, sebuah marketplace besar, diharapkan dapat mengikuti jejak Gojek dan meraih gelar decacorn pada tahun 2020.
3. Hectocorn
Hectocorn adalah tingkatan yang lebih tinggi dari unicorn. Gelar ini diberikan kepada perusahaan dengan valuasi mencapai USD 100 miliar. Meskipun banyak perusahaan telah memiliki valuasi melebihi 100 miliar dolar AS, gelar hectocorn tidak dapat disematkan kepada mereka jika perusahaan tersebut sudah tidak lagi berada dalam tahap startup.
Saat ini, Indonesia belum memiliki perusahaan dengan status hectocorn. Di seluruh dunia, satu-satunya perusahaan yang berhasil mencapai gelar hectocorn adalah Ant Financial, yang sebelumnya dikenal sebagai AliPay. Ant Financial adalah perusahaan teknologi keuangan (fintech) yang berafiliasi dengan Grup Alibaba.
Ciri-Ciri Perusahaan Startup
Ciri-ciri bisnis baru yang dapat disebut sebagai perusahaan startup meliputi:
1. Usia Bisnis Kurang dari 3 Tahun
Karena perusahaan startup merupakan usaha yang baru dirintis, umumnya usia bisnisnya masih di bawah 3 tahun. Pada fase ini, perusahaan fokus untuk mengembangkan bisnis dan mencari target pasar yang tepat agar dapat mencapai stabilitas.
2. Inovatif & Disruptif
Ciri lainnya dari perusahaan startup adalah sifatnya yang inovatif dan disruptif, yang mendukung perkembangan serta penemuan pasar baru. Oleh karena itu, perusahaan startup sering memberikan kesempatan lebih kepada karyawan untuk berinovasi dan memberikan kontribusi yang lebih besar.
3. Berkaitan dengan Teknologi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perusahaan startup sering kali dikaitkan dengan inovasi teknologi. Hal ini karena sebagian besar startup memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menjalankan operasional bisnis mereka.
Contohnya, mereka biasanya melakukan pemasaran secara online, memiliki situs web, serta aplikasi yang memudahkan pengguna untuk mengakses layanan dari perusahaan.
4. Bersifat Fleksibel
Selain sebagai media pemasaran, perusahaan startup juga mengadopsi teknologi untuk diterapkan dalam budaya kerja mereka. Ini menjadikan budaya di perusahaan startup lebih fleksibel karena karyawan memanfaatkan kecanggihan teknologi dalam pekerjaan mereka.
Misalnya, kerja tidak lagi harus dilakukan di kantor karena bisa dilakukan secara remote dan berkomunikasi melalui berbagai platform.
5. Jumlah Karyawan Sedikit
Ciri-ciri lain dari perusahaan startup adalah jumlah karyawannya yang relatif kecil, sekitar kurang dari 20 orang. Pada fase awal pendiriannya, perusahaan startup lebih memfokuskan diri pada pengembangan bisnis ketimbang menambah jumlah karyawan.
6. Terdapat Investor
Biasanya, pendiri perusahaan startup akan membiayai seluruh kegiatan operasionalnya pada awalnya. Setelah itu, pemilik akan mencari investor untuk pendanaan lebih lanjut. Oleh karena itu, salah satu ciri dari perusahaan startup adalah adanya investor yang menanamkan modal.
Perbedaan Perusahaan Startup dan Perusahaan Konvensional
Secara umum, perusahaan startup tidak jauh berbeda dari perusahaan konvensional. Namun, ada beberapa aspek yang membedakan keduanya.
Berikut adalah perbedaan antara badan usaha konvensional dan perusahaan startup:
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah salah satu perbedaan yang jelas antara perusahaan startup dan perusahaan konvensional.
Dalam perusahaan startup, kontrol atas kegiatan operasional dan bisnis umumnya dipegang oleh pendiri dan tim manajemen. Investor biasanya hanya terlibat dalam pengambilan keputusan strategis.
Sementara itu, dalam perusahaan konvensional, investor sering kali terlibat langsung dalam manajemen dan ikut serta dalam mengontrol jalannya bisnis.
2. Proses Pendanaan
Perbedaan berikutnya antara perusahaan konvensional dan perusahaan startup terletak pada proses pendanaan. Pendanaan untuk perusahaan konvensional biasanya berasal dari satu sumber dan akan digunakan secara berkelanjutan.
Sebaliknya, dalam perusahaan startup, pendanaan awal biasanya berasal dari pendiri atau pemiliknya. Namun, seiring dengan perkembangan bisnis, pendiri akan mencari investor tambahan untuk pendanaan lebih lanjut.
3. Tujuan Pendanaan
Dari segi tujuan, perusahaan startup dan perusahaan konvensional memiliki fokus yang berbeda. Perusahaan startup cenderung lebih memusatkan perhatian pada pengembangan bisnis dan pencarian pasar yang tepat.
Sementara itu, perusahaan konvensional lebih fokus pada penyusunan strategi untuk memperoleh keuntungan atau profit dari usaha mereka.
4. Siklus Hidup Bisnis
Perbedaan berikutnya antara perusahaan konvensional dan perusahaan startup terletak pada siklus hidup bisnisnya. Meskipun baru berdiri dalam waktu relatif singkat, perusahaan startup bisa cepat mencapai nilai miliaran. Namun, tidak ada jaminan untuk kelangsungan bisnisnya di masa depan.
Sebaliknya, perusahaan konvensional cenderung memiliki bisnis yang lebih stabil, meskipun membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai nilai dan profit yang tinggi.
Contoh Perusahaan Startup di Indonesia
Sebelumnya, telah disebutkan bahwa terdapat banyak perusahaan startup di Indonesia yang bergerak di berbagai bidang.
Beberapa contoh perusahaan startup di Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Bukalapak
BukaLapak, yang didirikan oleh Achmad Zaky, telah berkembang pesat dan dikenal di seluruh Indonesia. Keunggulan BukaLapak terletak pada sistem pembayarannya yang aman.
Dalam sistem ini, pembayaran dari pembeli tidak langsung diterima oleh penjual. Sebaliknya, dana akan disimpan sementara di BukaLapak. Setelah barang diterima dengan baik oleh pembeli, barulah penjual dapat menarik dananya.
2. Gojek
Gojek juga merupakan startup yang mengalami pertumbuhan bisnis sangat pesat. Dalam waktu hanya beberapa tahun, Gojek telah berhasil masuk ke dalam jajaran startup unggulan dan terkenal di Nusantara. Fokus utama Gojek adalah pada layanan transportasi dan layanan pesan antar.
3. Traveloka
Contoh perusahaan startup yang selanjutnya adalah Traveloka. Perusahaan ini menawarkan layanan pembelian tiket transportasi umum, seperti pesawat, kereta, dan bus. Selain itu, Traveloka juga menyediakan layanan pemesanan perawatan kecantikan dan booking hotel.
4. Ruangguru
Ruangguru adalah salah satu contoh perusahaan rintisan di bidang pendidikan. Perusahaan ini hadir untuk memfasilitasi siswa dalam proses belajar. Sebetulnya, Ruangguru berfungsi mirip dengan bimbingan belajar konvensional, namun dengan format online yang memungkinkan siswa untuk belajar dari mana saja.
Demikian uraian mengenai perusahaan startup, mulai dari pengertian, ciri-ciri, sejarah, hingga perbedaannya dengan badan usaha konvensional.
Kesimpulannya, perusahaan startup adalah badan usaha yang masih dalam tahap pengembangan. Biasanya, perusahaan startup sangat erat kaitannya dengan teknologi, sehingga seringkali memiliki website atau aplikasi digital yang memudahkan pelanggan dalam mengakses layanan mereka.
Posting Komentar